1470166607274

Foto Kedai Jamur: Isyarat KEBERSAMAAN

1470166615964     Perjuangan untuk masuk ke fakultas idaman bukanlah hal yang mudah. Bertahun-tahun aku memimpikan bisa masuk Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Menjadi mahasiswa yang menduduki salah satu bangku di Fakultas Geografi dengan Program Studi Geografi dan Ilmu Lingkungan. Kelas 12 merupkan babak penentuan, dimana aku harus benar-benar tepat dalam memilih tempat perkuliahan. Sampai pada suatu titik dimana aku sangat menyesal dengan keputusanku sendiri.

“Anda dinyatakan tidak lulus dalam seleksi SNMPTN 2016”, kalimat yang membuatku drop selama beberapa hari. Ketakutan yang selama ini berada dalam pikiran akhirnya menjadi kenyataan juga. Berusaha bangkit dari kegagalan ternyata lebih susah daripada memulai suatu pekerjaan. Aku salah memilih jurusan yang sebenarnya bukan dari keinginan dan keyakinan hati, melainkan hanya ego belaka. Rasionalitas telah membuatku hancur berantakan hingga menemui kesusahan seperti yang kualami pada saat itu.

Seharusnya jika dari awal sudah berkomitmen untuk mengambil Fakultas Geografi UGM, aku juga menepati keinginan tersebut dengan memilih fakultas itu dalam SNMPTN. Akan tetapi, semua tidak semudah apa yang dibayangkan. Semua menjadi terasa sangat sulit bagiku pada waktu itu. Setiap malam aku selalu merenungkan apa yang sesungguhnya menjadi tujuan hidupku ini. Memilih, berdoa, memilih, berdoa, hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk berpindah haluan dari keinginan hati.

SNMPTN bukan merupakan jalur satu-satunya masuk UGM. Masih banyak cara untuk menembus kampus biru ini. Maka aku putuskan dengan penuh harapan, campur aduk antara optimistis dan pesimistis, melangkahkan kaki, tangan, pikiran, dan hati untuk kembali belajar mempersiapkan seleksi jalur SBMPTN. Perjalanan yang melelahkan ini membuatku hanya bisa termenung, berdoa, dan yakin bahwa Allah ada bersamaku, Dia yang akan memenuhi kebutuhanku dan memberikan keputusan yang terbaik. Tidak hanya itu, mulailah aku memikirkan pula untuk mencari alternatif sekolah kedinasan sebagai cadangan jika aku tidak lolos dalam SBMPTN ini.

Hari yang ditunggu telah tiba. “Selamat, Anda dinyatakan lulus SBMPTN 2016 Program Studi Geografi dan Ilmu Lingkungan, Universitas Gadjah Mada”. Lega sekali hati ini. Keyakinan dalam hati ini terbukti sudah. Hai dunia… aku diterima di Geografi UGM… begitulah kira-kira teriakanku dalam hati. Bahagia dan bangga menjadi Gadjah Mada Muda tahun ini, membawaku kepada suatu titik dimana kebahagiaan menyapa.

Kenangan indah yang kedua kali kurasakan adalah saat bersama mereka, sahabat-sahabatku serta kakak-kakak pemandu, dalam acara PPSMB Fakultas Geografi yang merupakan acara pengenalan fakultas selama dua hari. Pertama kali yang membuatku terkesan adalah saat aku dibonceng Mbak Ima untuk mengambil kaos PPSMB Fakultas Geografi. Betapa baiknya kakak-kakak pemanduku sampai-sampai aku dibonceng dan dibayari makan di kedai jamur, kedai yang direkomendasikan oleh Mas Arif, yang nantinya akan menjadi suatu cerita yang luar biasa dalam hidupku.

Kelompok yang terdiri dari 19 anggota ini diberi nama Quick Bird. Dengan dua kakak pemandu yang selalu setia menemani, aku merasa sangat beruntung bertemu dengan mereka. Sahabat-sahabat yang tidak pernah ku lupa. Bayu (Ketua), Giri (Wakil Ketua), Ratri, Alta, Luthfi, Lekha, Shelly, Atika, Mbak Ima, dan Mas Arif, mengabadikan momen diskusi di kedai jamur dengan dua foto di atas. Foto pertama kali yang membuatku terkesan, dimana antara adik dengan kakak tingkat tidak ada jarak yang begitu berarti, dalam artian kita semua sebenarnya adalah sama. Yang membedakan hanyalah faktor usia dan pengalaman. Sebagai kakak pemandu, memang sudah seharusnya memfasilitasi adik-adiknya walaupun mungkin di belakang sana ada kepentingan yang lebih penting, yang tidak pernah aku ketahui.

KEBERSAMAAN adalah poin penting yang bisa digambarkan dari foto kedai jamur. Bayu dengan sikap ramah dan kekonyolannya, Giri dengan sikap yang memberi “kehangatan”, memberiku nuansa yang berbeda.  Alta dengan sikap baiknya yang rela berangkat malam-malam, sempat tersesat juga, membawakanku helm dan memboncengku sampai asrama. Satu hal lagi yang menjadikanku sangat lega, selain kita satu fakultas dan satu kelompok, Alta juga anak asrama. Shelly dan Atika dengan kerelaannya didenda polisi Rp100.000,00 gara-gara tidak memakai helm (Atika), Luthfi dengan kesabarannya menunggu teman-teman ngumpul, memberi info-info penting, antusias, dan paling sering muncul di grup line. Lekha dengan cara bicaranya yang unik, memberikan warna berbeda pada malam pertemuan perdana itu. Mbak Ima yang imut dan Mas Arif yang alim menambah hangat suasana di kedai jamur ini.

 

KEBERSAMAAN yang akhirnya akan membawaku kepada ingatan bahwa di dunia ini kita tidak pernah sendiri, dimana akan ada teman-teman yang menemani kita, bersama-sama berjuang, dalam suka maupun duka.

 

Kesembilan belas anggota Quick Bird: Bayu, Giri, Fikri, Awanda, Anwar, Ahda, Atika, Alta, Novanda, Heni, Ratri, Kintan, Lekha, Yaumilna, Nasya, Yana, Shelly, Luthfi, dan satu lagi siapa ya? Lupa, hehe. Terima kasih untuk kalian yang sudah mengisi dan menjadi bagian dari hidupku. Menjadi hidup yang lebih berwarna. Terima kasih juga kepada Mbak Ima dan Mas Arif, kalian selalu di hati. Mas Arif yang sampai saat ini selalu menjadi tempat untuk bertanya apapun baik tentang perkuliahan maupun tentang hidup ini. AKU SAYANG KALIAN…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.