Setelah puas berfoto, rombongan surveyor lanjut menyusuri Savana Bekol yang eksotis. Sekitar jam 10 hingga 11 WIB kami menyusuri jalan tersebut dengan mobil yang cukup besar. Semakin menyusuri, semakin indah padang sabana di Taman Nasional Baluran. Sesekali mata ini memandang hamparan rumput kering, perdunya pepohonan, dan tak lupa menikmati kelucuan para monyet yang tidak jarang turun langsung ke jalan tanpa takut tertabrak kendaraan. Dari sekian objek, mata ini selalu saja tertuju pada jajaran gunung-gunung, salah satunya adalah Gunung Baluran yang sudah tidak aktif itu. Gunung Baluran termasuk gunung purba dengan torehan-torehan tajam hasil erosi. Selain gunung purba, terlihat dari jauh berbagai gunung yang berdasarkan perkiraan tim, merupakan gunung di Pulau Bali. Ya. Tanpa dipungkiri, lokasi di mana kami menginjakkan kaki sangatlah dekat dengan Pulau Bali. Bahkan, termasuk lokasi pantai yang menjadi pungkasan dari perjalanan kami di Taman Nasional Baluran khususnya Seksi 2.
Kini, tibalah kami di Pantai Bama. Sebuah pantai yang tenangĀ dengan riak ombak yang tak seganas Parangtritis. Pantai ini sesungguhnya merupakan bagian dari Selat Bali. Rangkaian pantai bernama yang dijadikan objek wisata Baluran adalah Pantai Pandean-Pantai Bama-Pantai Bilik. Ya. Kurang lebih seperti itu. Selain menawarkan keindahan pantai, Bama juga menyajikan panorama mangrove.
Sembari menikmati suasana Baluran, sampailah kami dari perwakilan tim menemui pihak pengelola Bama. Banyak hal yang dibincangkan, mulai dari Pantai Bama itu sendiri maupun pengelolaan Taman Nasional Baluran secara umum.
Satu tragedi yang cukup memalukan di Pantai Bama adalah keberadaan kamera salah satu kawan dan juga tas besar beserta isinya yang diacak-acak oleh sepasang monyet. Sungguh kaget terasa ketika satu persatu isi tas dibuka dan kamera dijatuhkan dari atas pohon. Itulah keseruan Pantai Bama. Pelajaran yang paling berharga adalah tetap waspada dan jangan pernah takut dengan monyet. Satu hal lagi, bahwa kebiasaan para wisatawan memberi makan monyet ternyata menyebabkan monyet-monyet selalu menyangka bahwa barang bawaan para wisatawan adalah makanan. Ya. Begitulah. Baru kali ini melihat monyet seganas itu, membuang kamera; menyobek kertas; dan memakan pelembab wkwk.