PELUKAN  

Sudah beberapa hari ini, raga seperti tidak sinkron dengan jiwa. Jiwa ingin terus bergerak sementara raga tak mampu. Waktu yang terus bergulir menjadi pengingat diri untuk segera bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dari satu tugas ke tugas lain, dan dari pikiran satu ke pikiran lain. Hari demi hari terlewati begitu saja. Kabar gembiranya, selalu ada semangat baru yang tumbuh. Kehadiran mereka begitu kuat memberi warna. Hingga pada beberapa hari belakangan, pelukan demi pelukan begitu menghangatkan hati…

Pagi itu, seperti biasa, aku berjalan sambil mengamati anak-anak yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Menyapu, mengepel, sarapan, mencabut rumput, menata rak sepatu, dan sebagainya. Setelah beres dengan urusanku, langkah kemudian terhenti saat pelukan itu meraih diri… santriwati itu memeluk dengan hangat… beberapa detik, diri ini hanya bisa memberikan elusan dan kemudian bertanya “are you okay?” dan kemudian ia hanya berusaha untuk tegar menghadapi sebuah beban yang sepertinya sedang bersemayam dalam dirinya…

Siangnya, di saat semua serba baik-baik saja dalam diri, sebuah pelukan dari teman kantor juga meraih diri… saudara perempuan till Jannah ya Mba… dan aku hanya bisa tersenyum dan mengaminkan, sembari berpikir…

 

Betapa berartinya sebuah pelukan,

Betapa berartinya sebuah elusan,

Betapa berartinya setiap sentuhan,

Betapa berartinya setiap  kata semangat,

Betapa berartinya setiap motivasi,

Dan betapa berartinya setiap bantuan serta kelonggaran

 

Tak berhenti di hari itu. Keesokan harinya, si mungil santriwati memelukku lagi… “its my mom!”, ujarnya kepada anak lain yang masih kuajak berbincang… Entah, harus berapa pelukan lagi di hari-hari setelahnya, di waktu-waktu setelahnya, di tempat-tempat lain setelahnya…

Pelukan demi pelukan yang menghangatkan jiwa itu menjadi saksi bahwa ternyata kebahagiaan itu sederhana… kebahagiaan di tengah rasa lelah memang mesti diciptakan… jika semua serba dituntut untuk begini dan begitu, jiwa dan raga juga dipaksa, lama-lama akan hancur…

 

Terima kasih, atas setiap pelukan hangat yang kalian berikan,

Terima kasih, untuk setiap semangat yang kalian lontarkan,

Terima kasih, untuk setiap tawa riang, minta dipeluk, minta digendong (terkhusus “bayik” nya teman-teman),

Dan terima kasih atas setiap senyuman penuh kelegaan yang kalian berikan…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.