MERAKIT ASA

                Ketika tau bahwa kamu gagal dalam meraih sesuatu, apa yang akan kamu lakukan?

 

Ya. Ketika itu aku tengah berusaha mati-matian untuk bangkit kembali. Rasanya tidak mungkin. Mana bisa lolos hanya dengan persiapan kurang lebih dua minggu? Lantas, hal paling pertama yang aku lakukan adalah meneteskan air mata. Ya. Aku sedih sekali kala itu. Membutuhkan sekitar lima jam untuk dapat berpikir jernih. Tanpa pikir panjang, buku yang masih bagus itu kuraih dan sedikit demi sedikit mulai kubaca. Tapi, lama kelamaan buku itu basah akan kesedihan yang terus menderu. Tapi, aku ingat sekali kala itu aku tetap menatap buku itu. Terus menatap dengan keyakinan bahwa selagi ada waktu untuk usaha, kenapa tidak?

 

Sembari menunggu tanggal ujian tiba, tidak terasa rasa sedih itu berangsur hilang dan mulai timbul benih-benih semangat. Oh, ternyata temanku banyak! Aku tak sendiri di masa menunggu ini. Aku justru sangat senang karena Allah masih memberi ruang untuk belajar ilmu kehidupan lain. Aku belajar banyak hal di sana. Gembiranya beda. Khawatirnya juga beda. Aku belajar dewasa dan memahami bahwa ternyata kerja keras itu perlu. Terlalu percaya diri itu keliru.

 

Satu hal yang juga menjadi renungan hingga kini, menjelang kelulusan, bahwa mengikuti hati nurani sangatlah perlu. Nomor satu. Bahwa sejatinya, keinginan yang terpendam lama tidak akan pernah mudah dialihkan kepada keinginan lainnya. Runyam sekali kala itu. Akibat tak teguhnya pendirian hingga berujung penyesalan. Namun, tidak ada yang perlu disesali sebenarnya, karena dari sanalah aku mulai menemukan cara merakit asa. Menemukan cara bagaimana menghargai perjuangan.

 

Aku menjadi paham, bahwa Allah menguji hamba-Nya agar ia tak lupa bahwa ada Tuhan di kehidupannya. Dia juga mengajarkan betapa sabar, ikhtiar, dan tawakkal adalah kunci keberhasilan. Aku menjadi paham, bahwa dengan tidak berhasilnya diri ini pada tempat yang pertama kali dipilih, merupakan jawaban dari kekhawatiran tidak bisanya beradaptasi. Selain itu, setelah sekian tahun menjalani, barulah terasa bahwa aku di posisi yang sekarang adalah sebuah takdir luar biasa. Allah mempertemukan diri ini dengan orang-orang yang sangat mengesankan. Hingga kini, seringkali tak percaya bahwa alur kehidupan akan seperti ini. Banyak sosok yang menginspirasi, mengajari, dan tentunya membahagiakan hati.

 

#MenujuKelulusan

#YukMenulisAja

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.