Hari itu, Selasa 25 Juni 2019, rombongan surveyor Kuliah Kerja Lapangan 3 Blok 1 Geografi Lingkungan (GEL) 2016 bersiap menuju mobil masing-masing untuk cuss ke Baluran. Ya. Kami pergi ke sebuah tempat yang mana merupakan idaman bagi seluruh petualang dari penjuru dunia. Faktanya, turis mancanegara banyak yang berdatangan ke tempat ini dan pada tahun 2017 tercatat bahwa pengunjung Baluran mencapai 100.000 wisatawan.
Taman Nasional Baluran, sebuah tempat yang dijadikan latar film “Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea” tahun 2016, yang dimainkan oleh Bunga Citra Lestari sebagai “Rania” dan Morgan Oei sebagai “Hyun Geun”. Seneng banget rasanya, sembari berangan-angan apakah jodoh saya juga akan ditemukan di sini haha. Tidak. Itu hanya seru-seruan aja.
Kami menempuh perjalanan selama kurang lebih 10 jam, via tol Colomadu, sebuah tol baru yang menghubungkan Karanganyar dengan Pasuruan. Perjalanan yang sungguh luar biasa. Dua mobil melaju dengan kecepatan masing-masing dan hanya istirahat 1 kali selama berada di dalam tol. Setelah keluar tol, yang dikira perjalanannya tinggal sebentar lagi, justru 180 derajat berbeda dari ekspektasi. Keluar dari tol di Pasuruan, masih harus lanjut Probolinggo, barulah Situbondo. Dikira Situbondo itu kecil, eh ternyata sangat luas. Ditambah lagi pada fakta bahwa kami harus menuju ke sebuah desa di pinggiran Situbondo.
Akhirnya, tibalah kami di homestay Buana, sebuah tempat penginapan di desa terluar Kabupaten Situbondo, berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi. Awalnya, ada salah satu teman yang menyeletuk di tengah kegelapan dan keheningan malam, “Bener nih ada homestay setelah ini? Ini tinggal 2 kilo lagi tapi kok gak ada tanda-tanda kehidupan yaa, hutan inii”. Sebuah kelucuan sekaligus deg-degan akan hal yang tidak-tidak. Diri ini hanya takut kalau-kalau di tengah jalan ada kendala. Hutan Baluran. Ya. Kami melewati jalan raya di tengah Hutan Baluran. Masyaa Allah, sangat luar biasa Allah menciptakan alam ini. Ada banyak hal yang kami temukan selama di perjalanan dan itu sangat mengagumkan.
Hari pertama survei, Rabu 26 Juni 2019, kami menyengaja untuk mengunjungi Taman Nasional Baluran. Berbekal mobil milik teman, kami masuk ke lokasi dengan mobil tersebut, membayar retribusi per orang sebesar Rp18.000. Suasana pertama yang didapatkan adalah suasana keringnya hutan, gersangnya pepohonan, dan berkeliarnya monyet-monyet di jalan. Sebuah jalan yang sangat mulus, muat untuk dua mobil, sengaja dibangun di dalam taman nasional karena akan memudahkan perjalanan para pengunjung menuju padang sabana dan objek wisata lainnya. Beberapa menit setelahnya, kami disuguhi oleh evergreen, semuanya hijau. Ibarat memasuki sebuah lorong yang panjang, begitulah penyambutan evergreen kepada kami. Ditemani alunan musik Peterpan, band kesukaan saya kebetulan, sampailah kami pada satu tempat favorit pengunjung. Itulah Savana Bekol.
Savana Bekol
Di sini, kami tentu sangat antusias untuk mengabadikan momen. Berfoto bersama, bercengkerama, menyapa monyet-monyet yang sangat banyak. Dalam hati hanya bergumam “kapan ya bisa bertemu dengan kijang-kijang layaknya di film itu?”. Jadi, di hari pertama masuk Savana Bekol, diri ini sedikit kecewa karna tidak melihat hewan lain selain monyet. Padahal, yang ada di benak adalah memotret kijang-kijang tersebut layaknya Rania dan Hyun Geun.
Yaa… itulah keseruan perjalanan hingga tiba di Savana Bekol. Tunggu tulisan berikutnya yaa untuk menyimak keseruan-keseruan survei KKL 3 🙂