Assalamu’alaikum Sahabat 🙂
Alhamdulillah, di hari yang spesial ini saya kembali hadir untuk menorehkan tinta disini lagi. Terlintas di pikiran, bahwa antara saya, kamu, dia, dan mereka itu berbeda. Saya dan kamu adalah demikian, saya dan dia adalah demikian, saya dan mereka, kamu dan mereka, kamu dan dia juga demikian. Demikian adanya. Lantas, haruskah dipaksakan untuk sama? Bukankah harusnya saya, kamu, dia, dan mereka saling melengkapi?
Semua celotehan ini berawal dari komunikasi efektif. Kamu paham tidak sih dengan saya? Saya sudah lelah tapi kamu paksa, saya sedang tidak fokus tapi kamu paksa saya untuk fokus. Jujur saya sangat lelah. Lalu, ditambah lagi dengan si dia yang selalu tidak dapat saya andalkan. Kerjanya lambat, tidak bisa mengikuti ritme saya, dan satu lagi, dia sangat tidak peduli dengan saya. Tapi, kamu tau gak sih, mereka lagi-lagi tidak bisa memahami kita. Mereka itu bahkan mengolok kita. Salah kita apa sih?
Aku, sebut saja itu nama saya. Selalu mengeluhkan hal-hal demikian. Kenapa? Karna Aku berkomunikasi secara tidak efektif. Aku tidak mampu memahami lawan bicara. Aku tidak tahu posisinya dimana. Aku bahkan selalu mengejar-ngejar temannya untuk segera menyelesaikan tugas dan mengejar dosennya untuk bimbingan. Huffttt, sebut saja Kamu, juga begitu. Kamu selalu mengeluh karena Dia tidak bisa diajak kerja cepat. Lama banget kalo disuruh bikin tugas. Kamu adalah manusia yang paling terbebani akan tugas-tugas dadakan. Kamu sangat pemikir dan selalu sibuk dengan apa yang ada di kepalanya. Siapa Dia? Dia adalah manusia yang selalu bisa memahami manusia lain. Dia sosok yang dapat menghargai teman. Dia sosok yang inisiatif. Dia pintar dan care ketika temannya tidak bisa diajak gerak cepat. Lantas Mereka, adalah para penonton drama ini. Mereka adalah kalian yang mencoba mengamati dinamika. Apakah Mereka berlaku secara benar? Hanya mau jadi pengamat tanpa memberi masukan, saran, dan komentar? Oh tidak! Kiranya ini hanya awalan dari sebuah pengenalan REACH!
Komunikasi itu punya 5 persyaratan. REACH. Respectful, menghormati, adalah salah satu syarat dalam berkomunikasi. Kita harus bisa menempatkan diri sendiri dan mengetahui siapa lawan bicaranya. Empathic, dalam berkomunikasi itu jangan asal-asalan. Perhatikan lawan bicara kita. Apakah dia sedang kelelahan? Kesakitan? Fokus? Tidak fokus? Nah, pahami itu yaa… Assertive, bahwa berkomunikasi itu harus berani menyampaikan gagasan-gasasn yang dimiliki. Timbulkan minat untuk bercampur dalam suatu masalah dan pecahkan masalah itu. Clear, jelas. Komunikasi itu harus jelas. Jangan terlalu berlebihan dalam berbicara. Jangan terlalu singkat juga sehingga lawan bicara tidak paham. Humble, dalam berkomunikasi harus menunjukkan keramahan. Jangan galak-galak yaa kalau berkomunikasi, hehe.
Jadi, antara Aku, Kamu, Dia, dan Mereka sudah paham kan tentang berkomunikasi efektif itu?
Selamat malam 🙂