Hai sahabat…
Semoga kalian semua berada dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan-Nya, amin. Hari ini, saya akan berbagi sedikit sekali ilmu kehidupan yang alhamdulillah pernah saya temui di sela-sela waktu liburan semester lalu.
Sahabat, pernah tidak ya kalian memiliki rasa kurang puas atau bahkan iri dengan kebahagiaan orang lain? Atau mungkin, hanya saya saja yang merasa demikian? Yah, ternyata hidup itu tidak selamanya sama seperti yang kita inginkan, bukan?
Suatu ketika, di sore yang cukup mendung, diri ini mencoba untuk memutar salah satu channel kajian di radio. Tepat sekali seperti keadaan hati yang sedang turun imannya, temanya adalah tentang “keseimbangan”. Keseimbangan ibarat sebuah nasi yang sering kita makan, selalu dilihat dan dimakan, tetapi jarang bisa dimaknai oleh hati. Keseimbangan juga pernah ada di salah satu materi pelajaran fisika, favorit saya ketika SMP, hehe.
Katanya, hidup itu seimbang, bukan? Dunia itu diciptakan oleh Yang Maha Kuasa untuk saling mengisi satu sama lain diantara manusia-manusianya. Allah juga telah menegaskan bahwa kita tidak boleh iri ataupun dengki dengan kelebihan yang telah dimiliki orang lain. Hal itu disebabkan karena kelebihan orang lain akan melengkapi atas kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Orang miskin tidak seharusnya membenci orang-orang kaya karena bila tidak ada orang kaya di dunia ini, maka itu berarti tidak akan pernah ada orang yang menolong kesusahan-kesusahannya. Orang miskin tanpa orang kaya tidak bisa menyeimbangkan dunia karena mereka akan sulit mendapat pekerjaan.
Ketika orang miskin tidak seharusnya benci terhadap orang kaya, begitu pula orang kaya. Mereka tidak boleh membenci atau bahkan menghina orang miskin. Bisa Sahabat bayangkan sendiri ketika semua orang di dunia ini kaya, maka siapa yang akan membersihkan halaman rumah orang-orang kaya. Siapa pula yang akan menjadi tukang sapu jalanan, satpam, tukang kebun di kampus, pembantu rumah tangga, tukang servis, tukang tambal ban, dan masih banyak lagi. Ketika semua orang itu kaya, maka kita juga akan susah dalam berzakat. Fakir miskin itu kan paling utama untuk diberi zakat, selain enam golongan lainnya. Lantas, bagaimana ya untuk mengatasi semua itu bila terjadi beneran?
Maka dari itu, Sahabat yang semoga selalu bahagia, kita semestinya selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah. Seberapapun itu kalau ada something wrong sedikit saja, pasti akan mahal banget kan biaya reparasinya, hehe. Nikmat Alah itu tidak akan bisa pernah dihitung. Bahkan, tinta dari tujuh lautan di dunia pun tidak sanggup untuk menuliskan ilmu Allah dan berbagai kenikmatan lain dari-Nya.
Oleh karena itu, bila disambungkan dengan perkara-perkara yang lain, ternyata tidak hanya kaya-miskin yang seimbang melainkan cantik/ganteng – tidak cantik/tidak ganteng, pintar – bodoh, tinggi – pendek, dan lain sebagainya. Itu semua harus tetap kita syukuri karena ciptaan Allah itu tidak ada yang sia-sia dan tidak ada yang buruk. Rasa iri dan dengki harus dihilangkan semampunya, begitu pula dengan sikap sombong. Perlu diingat pula, bahwa di atas langit masih ada langit.
Seimbang juga merupakan sebuah gambaran akan keharmonisan dunia. Jika Sahabat masih risau dengan dunia, maka segera buang jauh – jauh ya karena dunia itu sangat sedikit bahkan tidak ada nilainya. Perlu diingat pula, sayap nyamuk itu lebih berharga dibanding dunia, lho.
Barakallah …