Hari ini, kembali saya kisahkan sebuah cerita setelah berminggu-minggu lamanya tidak muncul dan berhenti pada “Berhenti Sejenak”.
Entah mengapa, saya selalu terkagum-kagum dan sangat senang dengan stasiun kereta. Bukan sangat senang si, lebih tepatnya hanya karena ingin menghibur diri saja. Bagi saya, stasiun adalah pelajaran hidup yang tak ada habisnya. Setiap waktu, silih berganti orang berdatangan dengan sekian juta karakter yang berbeda. Mereka tak ada yang sama, mulai dari penampilan, tutur kata, dan segala tingkah laku. Stasiun telah mengajarkan banyak hal, seperti dua hal penting ini.
Pertama, stasiun mengajarkan tentang arti kesabaran. Sabar ketika diberi tahu bahwa tiket sudah habis, sabar menunggu loket dibuka, sabar mengantri, sabar menunggu kereta datang, hingga sabar ketika sudah berada dalam kereta menuju rumah atau tempat singgah. Selalu seperti itu. Ya, itulah sebuah alur yang sangat menyenangkan jika dinikmati. Kedua, stasiun juga mengajarkan arti bersyukur. Pernah suatu ketika atau bahkan sering menemui orang-orang yang diberi anugerah oleh Allah berupa ketidaksempurnaan fisik, sehingga membuat semua mata tertuju kepadanya. Yupss, bagi saya itu semua adalah hal yang paling menohok hati dan membuat diri ini segera menangis batin karena selalu mengeluh dan lupa bersyukur. Alhasil, ini ditemukan di stasiun.
Istimewanya adalah, ketika peristiwa itu terjadi saat baru saja bahagia. Iya, bahagia. Setelah sekian lama merindukan sesuatu, tibalah saatnya memeluk kerinduan itu. Gedung yang megah, saudara-saudara yang sangat banyak, ilmu yang Insyaallah barokah, dan berbagai kebahagiaan lain tak terkira. Peristiwa yang jarang terjadi dan sekaligus mengantarkan saya pada stasiun yang juga baru pertama kali diinjak. Masyaallah :))
Berbagai tahap dilalui dan pada akhirnya tibalah di sesi yang mana paling disuka juga. Adalah bertemu dan ngobrol dengan orang yang entah, tak dikenal tapi tiba-tiba kenalan. Seperti biasa, mereka selalu ngobrol panjang lebar dan hikmahnya pun sangat banyak. Hmm, saya semakin sadar bahwa ini tak ditemukan ketika kita hanya di rumah saja, melainkan ditemukan ketika kita melakukan sebuah perjalanan.