Sabar dan Tersenyum

Dunia hanyalah permainan yang sifatnya sementara. Maka wajar bila manusia merasakan berbagai rasa yang tidak bersifat abadi. Suka duka selalu datang mengahmpiri. Namun, adakah semua itu hanya berlalu saja tanpa diambil hikmahnya? Tentu saja setiap diri selalu ingin memaknai setiap kehidupan, bukan?

Sabar. Satu kata yang sungguh luar biasa ketika memang benar-benar dimaknai dan diamalkan dengan benar. Adakalanya, dalam keinginan yang teramat sangat dari kita, datang kejadian yang ternyata tidak sesuai kehendak hati. Adakalanya, bahagia yang seolah sudah ada di depan mata, tak sanggup kita meraihnya karena belum takdirnya. Akhirnya, kita semua sadar bahwa inilah saat kita, saat dimana harus bersabar dan berusaha untuk ikhlas menerima.

Memang, benar saja jika berkata-kata itu sangatlah mudah. Berucap itu sangatlah ringan. Akan tetapi, adalah sukar ketika menjalaninya. Hidup ini serasa semakin sempit. Hati ini terasa sakit. Akan tetapi, akankah kita hanya menangisinya? Akankah kita akan berputus asa karenanya? Tidakkah kita tetap berusaha untuk bersabar? Setidaknya hanya dengan seuntai senyuman?

Tersenyum. Kata yang begitu indah. Bahkan tersenyum merupakan suatu sedekah jika kita menampakkannya pada saudara kita. Tersenyum bukan hanya saat kita bahagia, bukan? Tetapi tersenyum, seyogyanya selalu menghiasi bibir kita, entah saat kita susah ataupun senang. Senyuman akan mampu menyihir suasana menjadi damai, indah, dan penuh makna. Senyuman akan mampu membuat kita lebih bahagia. Setidaknya, di mata orang lain, kita terlihat bahagia. Meski entah, bagaimana kondisi kita sebenarnya.

Adalah suatu anugerah yang luar biasa, ketika kita mampu ikhlas menghadapi setiap ujian yang datang menghampiri dengan kesabaran dan keikhlasan. Karena walau bagaimanapun, terkadang kehidupan memang terasa sangat getir, runyam, dan menyedihkan. Terkadang, perkara kecil akan menjadi besar ketika suasana hati memang sedang tidak bersahabat. Saat itulah, senyum kita pudar dan timbul kemurungan jiwa. Saat itu pulalah, sekitar kita akan merasakan kemurungan itu dan tanpa kita sadari, perasaan itu justru akan menular kepada orang lain. Tidakkah kita juga ingin melihat orang lain di sekitar kita bahagia, terlebih orang-orang terdekat kita?

Pada akhirnya, sabar dan tersenyum adalah kunci kebahagiaan yang merupakan bentuk rasa syukur kita kepada-Nya. Menjadikan sabar dan salat adalah penolong kita, sesuai firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 45. Selain itu, senyuman dapat meringankan beban-beban kita, insyaallah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.